Sabtu, 17 Mei 2014

Madrasah Nizhamiyah



1.            Madrasah Nizhamiyah
Madrasah merupakan salah satu jenis lembaga pendidikan yang muncul pada akhir abad IV Hijriah. Sedangkan Nizhamiyah adalah sebuah lembaga pendidikan yang didirikan pada tahun 457-459 H / 1065-1067M (abad IV) oleh Nizham Al – Muluk dari dinasti Saljuk. Madrasah ini merupakan, akademi Islam pertama yang menyediakan berbagai kebutuhan fisik untuk mahasiswanya.[1] Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa Madrasah Nizhamiyah adalah madrasah yang pertama kali muncul dalam sejarah pendidikan Islam ayng berbentuk lembaga pendidikan dasar sampai perguruan tinggi yang dikelola oleh pemerintah.
Dinasti Saljuk berasal dari beberapa kabilah kecil rumpun suku Qiniq dalam masyarakat Turki Oquz. Ia mengabdikan diri kepada Raja Begu (daerah Turkaman) ayng meliputi Laut Arab dan Laut Kaspia. Saljuk merupakan kaum yang memerdekakan diri dari dinasti Samiah. Setelah Saljuk meninggal, kekuasaannya digantikan oleh Thurgul Bek, ia berhasil mengalahkan Dinasti Ghaznawi (429H / 1036M). Kemudian ia memproklamirkan berdirinya Dinasti Saljuk dan mendapat pengakuan dari Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Bani Saljuk memasuki Baghdad pada masa Thurgul yang menggantikan Bani Buwaihi. Thurgul digantukan oleh Alp Arselan dengan perdana menterinya yang terkenal, yaitu Nizhamul Mulk. Pada masa inilah Saljuk berjaya hingga berlanjut pada masa Khalifah Malik Syah (putra Arselan).[2]
Nizham Al-Mulk mendirikan gedung – gedung ilmiah untuk ahli fiqih, membangun madrasah – madrasah untuk para ulama’ dan asrama untuk orang beribadah serta fakir miskin. Madrasah Nizham al-Mulk itu bernama Nizhamiyah dan termasyhur di seluruh dunia.
Tujuan Nizham al-Mulk mendirikan madrasah ini adalah untuk memperkuat pemerintah Turki Saljuk dan menyiarkan mazhab keagamaan pemerintahan. Ini dikarenakan sultan – sultan Turki berasal dari golongan ahli sunah, sedangkan pemerintah Buwaihiyah sebelumnya adalah dari kaum syi’ah, oleh sebab itu Madrasah Nizhamiyah adalah untuk menyokong sultan dan menyiarkan mazhab ahli sunah ke seluruh rakyat.

2.            Materi yang Diberikan Madrasah Nizhamiyah
Rencana pengajaran di Madrasah Nizhamiyah tidak ditemui dengan tegas, menurut Mahmud Yunus rencana pengajarannya adalah ilmu – ilmu syari’ah saja dan tidak ada ilmu – ilmu filsafat, ini terbukti sebagai berikut :[3]
1.      Para ahli sejarah tidak seorangpun yang mengatakan bahwa diantara mata pelajaran ada ilmu kedokteran, ilmu falak dan ilmu – ilmu pasti, mereka hanya menyebut mata pelajaran nahwu, ilmu kalam, dan fikih.
2.      Guru – guru yang mengajar di Madrasah Nizhamiyah adalah ulama – ulama syari’ah sehingga madrasah tersebut merupakan madrasah syari’ah bukan madrasah filsafat.
3.      Pendiri Madrasah Nizhamiyah itu bukanlah orang yang membeli ilmu filsafat dan bukan pula orang – orang yang membantu pembebasan filsafat.
4.      Zaman berdirinya Madrasah Nizhamiyah bukanlah zaman filsafat melainkan zaman menindas filsafat serta orang – orang filsuf.
Madrasah Nizahamiyah mempunyai sistem pengajaran yang menitikberatkan pada mazhab syafi’i serta menggunakan faham teologi ‘Asy’ariyah, yang memang sedang berkembang dan dianut pada saat itu.
Madrasah Nizhamiyah mempunyai tugas pokok tersendiri yaitu mengajarkan fikih yang sejalan dengan satu atau lebih , dari mazhab ahli sunah, dan menjadi tempat – tempat menarik pelajar untuk menggunakan waktu mereka sepenuhnya dalam belajar. Hal ini terlihat bahwa hampir semua Madrasah Nizhamiyah di Baghdad yang mencapai 30 buah semuanya melebihi keindahan istana. Melalui Madrasah Nizhamiyah ini, penanaman ideologi sunni yang dilakukan oleh Dinasti Saljuk berlangsung secara efektif, terutama untuk mempertahankan stabilitas pemerintahan dari bahaya pemberontakan yang kerap muncul atas nama aliran Islam tertentu yang berideologi berbeda dari Dinasti Saljuk.[4]
Guna terlaksananya rencana pengajaran di Madrasah Nizhamiyah, madrasah ini ditunjang dengan sarana dan prasarana yang lengkap, antara lain : gedung – gedung yang megah, perpustakaan dengan jumlah buku sekitar 6000 jilid yang merupakan buku – buku wakaf untuk sekolah itu. Pendanaan juga dibantu sepenuhnya baik bagi guru maupun mahasiswa, mereka bebas dari biaya pendidikan dan juga disediakan asrama.[5]

3.            Tokoh – Tokoh Madrasah Nizhamiyah
Masyhurnya Madrasah Nizhamiyah tidak terlepas dari peran guru yang mengajar, mendidik dan membimbing para mahasiswa, yang hasilnya menghasilkan sarjana – sarjana yang berkedudukan di pemerintahan sebagai karyawan dan pegawai Negara.
Menurut makdisi, guru – guru yang diangkat tidak terlepas dari tujuan didirikannya madrasah tersebut. Pertama, menyebarkan pemikiran sunni untuk menghadapi tantangan pemikiran syi’ah, kedua, menyediakan guru - guru sunni yang cakap untuk mengajarkan mazhab sunni dan menyebarkannya ke tempat – tempat lain, ketiga, membentuk kelompok pekerja sunni untuk berpartisipasi dalam menjalankan pemerintahan, memimpin kantor khususnya di bidang peradilan dan manajemen.[6]
Guru – guru yang memberikan pelajaran di Madrasah Nizhamiyah antara lain yaitu :[7]
1.      Abu Ishak al-Syirazi (w. 476 H = 1083 M)
2.      Abu Nashr al-Shabbagh (w. 477 H = 1084 M)
3.      Abu Qosim al-A’lawi (w. 482 H = 1089 M)
4.      Abu Abdullah al-Thabari (w. 495 H = 1101 M)
5.      Abu Hamid al-Ghazali (w. 505 H = 1111 M)
6.      Radliyud Din al-Qazwaini (w. 575 H = 1179 M)
7.      Al-Firuzabadi (w. 817 H = 1414 M)

4.            Ide – Ide Al-Ghazali Tentang Metode Asas Mengajar
Berikut ini merupakan ide – ide Abu Hamid al-Ghazali tentang metode asas mengajar :[8]
1.      Memperhatikan tingkat daya pikir anak
2.      Menerangkan pelajaran dengan jelas
3.      Mengajarkan ilmu pengetahuan dari yang konkret kepada yang abstrak
4.      Mengajarkan ilmu pengetahuan secara berangsur - angsur
Ide al-Ghazali mengenai asas mengajar ini perlu diperhatikan dan disesuaikan dalam melaksanakan proses belajar mengajar, di samping ada inovasi dari guru dalam pendidikan itu sendiri seperti penyesuaian dengan IPTEK dan perkembangan zaman, selama tidak bertentangan dengan prinsip –prinsip syari’at Islam.
Selanjutnya ide al-Ghazali tentang pendidikan anak sebagai berikut :[9]
1.      Seorang pendidik harus memberikan segala macam nasihat kepada peserta didik dan mencegah hal – hal yang buruk dengan sindiran bukan dengan cara kasar
2.      Bila sukar bagi anak – anak untuk meninggalkan kebiasaan – kebiasaan buruk sekaligus, hendaklah meninggalkan secara berangsur – angsur
3.      Setiap tingkah laku baik yang dilakukan si anak harus diberi hadiah, sebaiknya sedikit mungkin mencela atau memarahi anak bila melakukan kesalahan
4.      Anak – anak harus dibiasakan dengan akhlak yang baik dan dilarang bertemu dengan anak yang jahat
5.      Anak harus dibiasakan untuk tidak berlebihan dalam makan, pakaian dan tidur
6.      Anak – anak harus mendapatkan kesempatan yang cukup untuk latihan – latihan jasmani dan permainan yang menarik
7.      Semua pihak tidak boleh dilayani secara bersamaan dalam bidang pendidikan, tetapi dilayani sesuai dengan pembawaan dan tingkat kemampuannya.
Sejalan dengan ide di atas, al-Ghazali mengemukakan sifat – sifat yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, adalah sebagai berikut :[10]
1.      Pendidik hendaknya memandang peserta didik seperti anaknya sendiri, menyayangi dan memperlakukan mereka seperti anak sendiri
2.      Tidak mengharapkan upah dan pujian , tetapi hanya mengharap ridha Allah SWT
3.      Memanfaatkan setiap peluang untuk memberi nasihat dan bimbingan kepada peserta didik, bahwa tujuan menuntut ilmu adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk memperoleh kedudukan atau kebanggaan duniawi
4.      Terhadap peserta didik yang bertingkahlaku buruk , hendaknya pendidik menegurnya sebisa mungkin dengan cara menyindir dan penuh kasih saying, bukan dengan terus terang dan mencela, sebab teguran yang terakhir dapat membuat peserta didik berani membangkang dan sengaja terus menerus bertingkahlaku buruk
5.      Tidak fanatik terhadap bidang studi yang diasuhnya, lalu mencela bidang studi yang diasuh pendidik lain
6.      Memperhatikan perkembangan berpikir peserta didik agar dapat menyampaikan ilmu sesuai dengan kemampuan berpikirnya
7.      Memperhatikan peserta didik yang lemah dengan memberikannya pelajaran yang mudah, jelas dan tidak menghantuinya dengan hal – hal yang sulit sehingga membuatnya kehilangan kecintaan terhadap pelajaran
8.      Pendidik hendaknya mengamalkan ilmunya dan tidak sebaliknya, di mana perbuatannya bertentangan dengan ilmu yang diajarkan kepada peserta didik.

5.            Pengaruh Madrasah Nizhamiyah
Madrasah Nizhamiyah telah memberikan banyak pengaruh terhadap masyarakat, baik di bidang politik, ekonomi maupun bidang sosial keagamaan.
Nizham al-Mulk sebagai pejabat pemerintah yang memiliki andil besar dalam pendirian dan penyebaran madrasah, kedudukan dan kepentingannya dalam pemerintahan merupakan sesuatu yang sangat menentukan. Dalam batas ini madrasah merupakan kebijakan religio politik penguasa.
Dalam bidang ekonomi madrasah Nizhamiyah memang dimaksudkan untuk mempersiapkan pegawai pemerintah, khususnya di lapangan hukum dan administrasi di samping sebagai lembaga untuk mengajarkan ilmu syari’ah dalam rangka mengembangkan ajaran sunni.[11]
Madrasah Nizhamiyah diterima oleh masyarakat karena sesuai dengan lingkungan dan keyakinannya dilihat dari segi sosial keagamaan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :[12]
1.      Ajaran yang diberikan di Madrasah Nizhamiyah adalah ajaran sunni, sesuai dengan ajaran yang dianut oleh sebagian besar masyarakat pada saat itu
2.      Madrasah Nizhamiyah diajar oleh para ulama yang terkemuka
3.      Madrasah ini memfokuskan pada ajaran fiqih yang dianggap sesuai dengan kebutuhan masyarakat umumnya dalam rangka hidup dan kehidupan yang sesuai dengan ajaran dan keyakinan mereka.


[1] Dedi Supriadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung:Pustaka Setia, 2008) hlm. 136.
[2] Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta:Kencana,2008) hlm. 158.
[3] Ibid., hlm. 160-161
[4] Ibid.
[5] Ibid.
[6] Ibid., hlm. 163.
[7] Ibid., hlm. 164.
[8] Ibid.
[9] Ibid.
[10] Ibid., hlm. 165-166.
[11] Ibid., hlm. 167-168.
[12] Ibid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar